Minggu, 20 Desember 2015

Cerita cinta di ponpes

Cinta itu buta, dia bisa menyapa siapa saja dan di mana saja? Dia bisa menyapa para pekerja di terminal, para pemuda kampung, bahkan para santri yang seharusnya menuntut ilmu untuk membangun agama dan bangsa.
Cerita cinta ini memang unik, karena lagi-lagi cinta ini bukan datang secara alami, namun datang karena di setting, ya memang di setting oleh saya dan sahabat saya yang hampir terlupakan,Muhammad jajang Sunarya.MJS.
Sesekali saya tertawa sendiri kalau ingat kenakalan ini, ya bercampur juga dengan penyesalan kalau saya telah membuat kezhaliman cinta yang mungkin tidak terampunkan lagi oleh para penduduk republik cinta, ya untungnya kejadian ini tidak berlangsung lama, sebab banyak hal yang tak terduga yang menghentikan perbuatan kurang ajar ini.
Jadi ceritanya begini, di pesantren dulu, ada seorang santri yang punya kebiasaan untuk merawat diri, baju dan celananya suka di setrika, badannya wangi, rambutnya selalu rapih, yang intinya tampilannya kelimis, saya tidak tahu alasannya kenapa dia memilih untuk tampil demikian kerennya itu, padahal setahu saya di pesantren itu kan hanya ada satu jenis kelamin, yaitu lelaki, kalau gak lelaki ya pria, pertemuan dengan perempuan hanya sesekali saja, mungkin saat pelajaran berlangsung.
Nah kejadian itu ternyata mematik pikiran nakal saya dengan kawan saya yang hampir terlupakan itu, MJS. Untuk melakukan itu, saya merasa cocok dengan si MJS ini, karena dalam diri saya dan MJS ini terdapat karakter yang saling melengkapi, dalam diri MJS terdapat keberanian dan kelicikan, namun pikiran dia tidak detail dan acak. sementara dalam diri saya punya kemampuan berpikir detail dan antisipatif, namun untuk kelicikan saya selalu kalah oleh ketidaktegaan. Dalam diri MJS terdapat kemampuan untuk memaksa, sementara saya bisa persuasif. Dan semenjak saya berkawan dengan dia, ide gila pun semakin terasah, hehe MJS memang mentor saya yang baik.
Ide kreatif itu hadir selalu mendadak, mungkin karena dia selalu tampil keren kalau lewat kita, dan kita pun juga menjadi kurang suka sama dia, makanya kita kemudian berpikiran untuk sedikit memberi pelajaran supaya dia tidak lebay, maka malam itu juga kita mulai menyusun rencana dan skenario.
Skenario ini kita buat dengan cara membuat surat cinta yang ditujukan untuk si lelaki keren itu dari seorang santriwati adik kelasnya, tentu saja bukan saya atau MJS yang menulis surat itu, tapi kita pilih salah seorang teman yang punya tulisan bagus namun berotak bulus. Setelah kita tampung beberapa nama, akhirnya terpilihlah salah seorang dari kita untuk diamanahi menulis surat cinta bodong ini. Awalnya dia menolak karena khawatir dosa, namun akhirnya dia pun mau juga setelah diiming-imingi jajan gorengan di sekolah (kantin) untuk tiap satu surat cinta yang kita pesan. Dan dia boleh memilih gorengan apa saja sekuat perut dia yang buncit itu.
Proses penulisan surat cinta bodong sudah dibuat setelah beberapa kali pengeditan diksi. Hanya saja kertas yang kita pake hanya kertas buku tulis aja, karena kebetulan saat itu bulan sedang tua, baik saya ataupun MJS sama-sama kehabisan bekal, ya tepatnya lagi habis untuk menyuap si script writer surat cinta bodong itu. Tentu saja saya dan si MJS ini berharap kertas itu tidak menjadi sumber bencana.
Setelah beberapa kali rapat, akhirnya saya dan MJS memutuskan untuk menyampaikan surat itu di malam hari, ya kita memilih malam hari karena saat itu otak manusia sedang lelah, dan mata manusia pun sedang malas-malasnya untuk menilai. Nah dalam kondisi itu, maka surat cinta bodong itu diharapkan akan dilahap habis-habisan dengan hati yang berbunga-bunga karena usahanya untuk memperganteng diri selama ini ternyata membuahkan hasil. Itu imajinasi kita yang kita tutup dengan tertawa ngakak karena tidak berdaya mengendalikan imajinasi liar itu.
Nadim, ni ada surat dari bintangidola kamu😉.
Saya memberi surat itu dengan penuh ketenangan, sambil mepet Sinadim itu ke pojok supaya terkesan privacy. Si MJS tampak di belakang dengan sedikit sembunyi di balik dinding kelas sedang ngakak, sementara saya beruntung pernah berlatih pernapasan perut saat itu, jadi obsesi untuk menertawakan diri saya sendiri bisa ditekan kuat-kuat.
Dari siapa?
Dia bertanya sambil menerima surat itu dengan penuh ketidakpastian, mungkin tidak pasti karena dia tidak menyangka kalau ada yang ngefans juga sama dia, tapi pada saat yang sama juga, dia khawatir kalau ketahuan sama Ustadz atau qismul amni yang kemudian membuat dia terusir dari penjara suci ini.
Sudah baca saja, saya Cuma dapat titipan saja
Ujar saya sambil menunduk khawatir ketahuan. Sambil sedikit menyumpahi juga, kenapa di pesantren ini hanya ada ekstra olahraga saja, kenapa tidak ada ekstra sandiwara, supaya acting saya halus.
Setelah itu saya segera meninggalkan dia yang sedang mematung. Sempat sedikit terlihat dia memasukkan surat cinta (bodong) itu ke sakunya dan pergi menghilang entah kemana, sementara saya langsung di sambut oleh si MJS, menanyakan apakah the mission accomplished?
Besok harinya saya sengaja biarkan dia dalam kebimbangan, sementara saya setel calm aja, pura-pura tidak peduli dan pura-pura tidak butuh. You know kalau saya sama si MJS ini ketemu dia, rasanya ingin memalingkan muka dan sembunyi, karena tidak tahan ingin tertawa ngakak melihat kelakuan kita sendiri yang gak senonoh. Sikap saya yang calm, pura-pura tidak peduli dan pura-pura tidak butuh saya pertahankan sekuat mungkin, sampai kurang lebih 3 hari. Setelah tiga hari, rasa penasaran saya memuncak,ditambah dengan desakkan si MJS yang memang kurang baik untuk menjaga irama kesabarannya.
Akhirnya saya pilih waktu malam jam 22.00 tepat sebelum dia ngorok tidur. Saya mengendap-ngendap ke baraknya supaya tidak ketahuan Qismul Amni, Ustadz dan kemudian nmencari-cari tempat tidurnya. Setelah ketemu saya pun berbicara sebentar dan berbasa-basi, sambil mengeluarkan jurus andalan tentunya, gorengan dari sekolah yang terkenal enak itu, kebetulan saya dan MJS sudah sepakat untuk mencari modal untuk operasional kegiatan yang gilani ini ke salah seorang investor yang sama-sama tidak suka sama lelaki yang kemayu ini. Alhamdulillah dana pinjaman kita dapatkan sebesar 5 ribu rupiah, lumayan lah untuk modal beli gorengan buat nyuap si markus script writer, kertas wangi untuk surat cinta dan tentunya beli mie kuah untuk mengorek emosi si lelaki kemayu ini supaya tambah kesengsem. Yang bikin hati kami tambah gembira, berkah nego yang alot, tentu saja dengan gertakan si MJS, maka pinjaman itu berubah menjadi hibbah.
Dalam perbincangan terlarang di malam itu, dia mengutarakan seluruh isi hatinya, dia bilang kalau surat cinta itu adalah surat cinta pertama, perdana selama hidupnya, dan dia bilang kalau selama 3 hari ini dia kurang tidur karena memikirkan surat cinta (bodong dan haram jadah) ini. dia pun kemudian menambahkan kalau akhir-akhir ini juga dia sering melamun di kelas karena penasaran, wanita mana sih yang mencintai dia. Yang lebih membuat saya terharu adalah ketika dia bilang
Kak? aku tiap sore sekarang suka menyendiri, membayangkan kalau saya dan si dia menari seperti di film india…..
Saya tidak banyak bicara saat itu, perlahan ada perasaan misterius menerabas jantung, menerabas hati, menerabas bungker batin saya.perasaan itu hadir untuk pertama kali dalam hidup saya, perasaan antara merasa kasihan, merasa menyesal, sekaligus perasaan ingin tertawa ngakak, menertawakan diri saya dan MJS selaku sutradara sandiwara ini, menertawakan si markus script writer yang rakus itu dan menertawakan kebodohan si lelaki kemayu ini. saya tersenyum aneh saat itu, mungkin kalau senyum yang elemennya terdiri dari kimia perasaan yang berlawanan pastinya akan begitu.
Saat itu saya hanya menimpali.
NADIM;.dia menunggu jawaban kamu besok pagi.
Setelah itu saya pergi, keluar barak dan langsung menuju ke markas rahasia kami, di lantai teratas gedung, tempat jemuran pakaian santri yang katanya banyak jinnya. Di sana tentunya si MJS sudah menunggu dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu dan tentunya sebagai imbalannya, dia sudah menyiapkan air kopi tubruk yang pahit itu, untuk diminum malam itu juga menutup hari yang kita isi dengan pekerjaan yang busuk.
Besoknya, di tempat yang kita sepakati dengan si lelaki kemayu ini, saya ketemu, dan dengan sigap surat cinta itu dia masukkin ke saku celana saya yang kempes itu. Menurut bukunya si Sherlock Holmes, ekspresi tidak butuh dan tidak peduli itu teramat penting dalam kondisi seperti itu. Nasihat mantab dari Sherlock Holmes ini saya praktekkan dengan sepenuh hati, saya pun buru-buru bergegas meninggalkan dia, saya langsung menuju ke kelas, tentuya bukan untuk menyerahkan surat cinta itu ke santriwati, tapi untuk saya amankan, ya saya amankan dari jangkauan qismul amni dan ustadz yang sukanya menebar Jasus (mata-mata).
Tepat di depan pintu, MJS sudah menunggu, dia rupanya mengamati dari jauh, seperti biasanya, matanya menelisik, rasa ingin tahunya cukup terlihat dari air mukanya. Dia segera menangkap isyarat dari saya untuk segera mencari tempat yang agak gelap dan jauh dari jangkauan mata. Baik mata Ustadz, mata Qismul Amn, atau pun mata yang ingin terlibat dalam agenda besar kita.
Posisi aman itu ada di dapur, tepatnya berada di meja sebelah barat yang menghadap ke tembok. Unttuk mengalihkan perhatian mata yang penasaran, maka kami mencari piring yang diisi nasi sisa seperlunya, tentu saja ini semua dibuat untuk membangun kesan bahwa saat itu saya dan guruh sedang sarapan, bukan untuk makan, selebihnya tentu saja kalau ada yang masih curiga juga, maka surat bodong ini bias disembunyikan dibawah piring. Hanya dalam hitungan detik, tangan terlatih bias langsung menyembunyikan surat. Ide ini pastinya lahir dari pemikiran detail dan apik, tidak lahir dari otak MJS yang acak dan sembrono. Secara perlahan saya dan MJS kemudian membaca surat cinta balasan itu.
Terus terang saya lupa detail isi suratnya, tapi dari sana dapat tergambar, bahwa lelaki kemayu yang menjadi objek keisengan kita ini telah membuka hatinya untuk wanita yang dia sendiri tidak kenal dan tidak tahu wajahnya, sebab saya memang menaruh nama palsu juga dan pastinya sosok orangnya pun tidak ada, itu semua hanya ada dalam agenda kita saja, kesediaan si lelaki kemayu untuk menjalin hubungan spesial dengan wanita rekaan itu sejatinya memberi bukti bahwa surat yang kita edit berkali-kali diksinya ini telah menyihir pikirannya dan menawan hatinya. Sebuah pekerjaan yang amat tinggi tingkat kezalimannya di republik cinta, hanya razam saja yang cocok untuk menghukum para pelaku judi cinta ini, ya pelaku itu adalah saya dan si GANTENG MJS.
Di tengah perayaan keberhasilan kita, perlahan namun pasti ada perasaan aneh yang menjalar dalam hati saya, perasaan ini bercampur dengan perasaan gembira yang membentuk kimiawi psikologis yang aneh, yaitu perasaan kasihan kepada si lelaki kemayu itu bercampur dengan perasaan adiktif yang bereaksi kuat memenuhi ruangan kepala saya untuk mengulangi story succes untuk mengusili si lelaki kemayu itu? Dan aku bertanya sama MJS kita bukan golongan sekong kan yg nulis surat cinta untuk seorang pria?dan MJS
tida tdk beri jawaban sampai sekarang....!!!! BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar