Sabtu, 02 Januari 2016

AKU DAN AYAH TAK KENAL LELAH

guys perkenalkan namaku Fikry Alamsyah aku terlahir dari keluarga sederhana apa adanya(bukan ada apanya y)umurku mungkin 15tahun aku lahir tahun 2000 aku anak pertama dari. 4saudara ayahku bernama ABDUL (bukan sidoel anak sekolahan guys)kalau iya mah aku gak sampai jadi tukang gali pasir..hehehehe...?ok guys singkat cerita aja dari ku dimulai dari waktu aku masih duduk dibangku SD waktu itu aku masih kelas 6

cerita sedihku yang mengharukan tentang ayah - Di usianya yang sudah senja ayahku tetap mencari nafkah untuk anak-anaknya. jam kerja ayah jam 06pagi sampai 06petang tidak seperti yang lain. disaat yang lain istirahat dan masih tertidur pulas , ayahku berangkat bekerja stiap pagi dengan sepeda tua yang setia mengantarnya. ya, ayahku seorang tukang gali pasir disebuah sungai ibu kota. Jawa tengah TEGAL DANAWARIH  fajar mentari pagi telah terbit ayahku.sudah ada disungai ini setiap pagi ayahku menggali pasir sampai sore hari datang hampir 1 mobil open cup yang akan bawa hasil jerit payah ayah namun pasir yang ayah dapatkan hanya dihargai 130 ribu rupiah/mobil.pickup  sungguh harga yang tak pantas untuk sebuah pekerjaan yang cukup keras. Namun ayahku ikhlas menjalani profesi itu demi seorang istri dan empat anak-anaknya.
Hatiku selalu menangis jika melihat ayah sedang bekerja, badannya yang sudah tua renta harus mengerjakan semua itu dengan tenaganya yang sudah rapuh. Maafkan aku ayah, anakmu ini belum bisa membantumu untuk mencari nafkah. Aku hanya bisa berdoa semoga kelak aku bisa membahagiakanmu, agar kelak kau bisa menikmati hari tuamu dengan indah.
Sehabis pulang sekolah aku selalu melihat ayah memijat-mijat sendiri kakinya, Aku tahu dia sangat kelelahan. Aku juga melihat pundaknya timbul lebam dan lecet akibat dari membawa pasir dengan alat seadanya ya itu ember cat ukuran 15kg akupun menangis lagi kalau melihat kejadian itu. Aku ingin cepat besar agar aku bisa membantu ayah.
Kini, Ayah sudah jarang berangkat bekerja. karena kondisinya yang sering sakit-sakitan membuatnya harus sering beristirahat dirumah. Aku sebagai anak yang tertua harus memikirkan nasib keluarga kami, aku berpikir keras bagaimana cara mendapatkan uang, sedangkan sekolahku saja belum selesai. didalam kebingungan yang terus menghantuiku,akupun terjun kebidang yang sering ayah lakukan menggali pasir untuk menyambung hidup kami sekeluarga y menggali pasir walaupun untungnya kecil tapi dengan menggeluti usaha ini aku bisa meringankan beban ayah sebagai tulang punggung keluarga?
Ayah,!!!
Semangatmu adalah hidupku.
keringatmu adalah nafasku,
Aku hidup karena pundakmu.
Aku bernafas karena cintamu
Perjuanganmu saat ini
Adalah semangatku saat nanti
Keringatmu saat ini
untuk senyumku hingga nanti
Ayah,
Maafkan aku yang belum bisa membahagiakanmu.